Facebook

Kamis, 31 Mei 2012

Pelajaran Hidup dari Semut

Foto karya Andrey Pavlov




Foto karya Andrey Pavlov


Pernah lihat foto-foto karya Andrey Pavlov yang bertema “The fantasy world of ants” di situs Yahoo??? Di sana terlihat foto-foto semut yang begitu kuat mengangkat ranting seorang diri, bekerja sama mengangkat tomat, dan sedang menolong sesamanya. Begitu banyak pelajaran tentang hidup yang bisa kita contoh dari makhluk mungil ini. Hingga Al-Qur’an pun memuliakan makhluk ini di dalam salah satu suratnya yang bernama An-Naml yang berarti semut. 

Dalam surat An-Naml ayat 23 disebutkan: "Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut: "Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari." (QS. An-Naml, 23: 18). Dari ayat tersebut dapat dipahami tentang adanya sistem komunikasi yang baik di antara semut yang terbiasa hidup bermasyarakat dan berkelompok itu.



Foto karya Andrey Pavlov

Semut memang sering disebut sebagai makhluk yang sangat sosial, sangat terampil, sangat pekerja keras dan sangat cerdas. Hewan ini juga memiliki etos kerja dan disiplin hidup yang tinggi. Di antara mereka terdapat pembagian kerja yang sangat sempurna, dan setiap individunya melakukan pekerjaannya dengan sepenuhnya tanpa adanya perebutan posisi atau kekuasaan. Padahal di antara mereka tidak terdapat pemimpin atau rantai komando. Dan satu hal yang patut kita ketahui seekor semut yang baru menetas dari telur sudah tahu tugasnya, karena mereka memiliki informasi tentang tugasnya sebelum mereka lahir. Allah Swt. mengilhamkan informasi-informasi tersebut pada semut saat mereka diciptakan.

Sebagai makhluk hidup dengan populasi terpadat di dunia, tatanan organisasi sosial semut memang begitu ideal, beda sekali dengan tatanan organisasi sosial kita yang berdasarkan pada persaingan dan kepentingan individu. Contohnya dalam kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintahan kita, tak jarang kebijakan-kebijakan tersebut hanya berlandaskan pada kepentingan golongan semata bukan kepentingan rakyat. Sedangkan bagi semut, yang terpenting adalah kelangsungan hidup koloninya mekskipun mereka harus mengorbankan diri. 

Kita juga bisa belajar tentang silaturahmi dan sikap berbagi dari semut. Semut memiliki antena yang berfungsi sebagai alat komunikasi. Dengan bersentuhan antena, semut melakukan beberapa interaksi sosial seperti ajakan untuk mengadakan pertemuan sosial agar saling mengenal. Selain itu, interaksi sosial juga dilakukan dengan kelompok semut lainnya. Misalnya saat satu kelompok semut bertemu dengan kelompok semut yang lain, mereka juga bersentuhan antena untuk saling menyapa dan saling bertanya tentang keadaan koloni masing-masing. Sehingga hubungan antarkoloni pun terpelihara dengan baik.
Bersentuhan antena juga dilakukan untuk saling bertukar bahan makanan. Dalam koloni semut, "semut besar" tidak berkembang dengan memakan "semut kecil". Ia malah memberi makan "semut kecil" dan membuatnya tumbuh. Semua semut siap menerima makanannya, yakni "ransum"yang diberikan kepadanya dan pasti memberikan kelebihannya kepada anggota koloni lain.  Sehingga semut dijadikan salah satu bukti yang kuat untuk meruntuhkan teori evolusi yang menyebutkan bahwa di alam ini ada pertarungan untuk kelangsungan hidup. 

Sungguh, kita sebagai makhluk yang diciptakan dengan bentuk yang sempurna harus banyak belajar dari makhluk kecil ciptaan Allah yang bekerja dengan sistem yang sempurna ini.

(AKLmn, 31 Mei 2012/Dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar dan meninggalkan jejak :)