Facebook

Sabtu, 29 Desember 2012

Nyaris Jadi Korban di Dalam Angkot


(Diposting di catatan Facebook 16 Januari 2012 pukul 17:40, lupa belum diposting di Blog ) ·

Gambar diambil dari www.inilah.com

Lagi-lagi tindakan kriminal di dalam angkot terjadi di Bandung. Padahal baru tiga bulan yang lalu sopir angkot jurusan Elang-Abdul Muis, Ahmad Diningrat, dibunuh gara-gara menyelamatkan penumpangnya dari penjambret. Kali ini nasib nahas menimpa Rahma Nurbaeti (43 tahun).  Ia harus dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin karena payudaranya ditembak saat ia berusaha  menyelamatkan tasnya dari penjambret di dalam angkot jurusan Ciparay-Tegallega.

Kasus  yang terulang lagi ini menggambarkan betapa buruknya keamanan di dalam angkutan umum yang ada di Bandung. Mungkin sudah ada banyak korban yang sama seperti Ahmad atau pun Beti namun tak terekspos media. Saya sendiri pun nyaris menjadi korban, tapi nasib saya bisa dibilang lebih beruntung dibandingkan kedua korban yang saya sebutkan tadi.


Jangan Segan-Segan, Blokir!


Gambar ini diambil dari blog punya sendiri dengan template yang dulu

Jika Kurt Westergaard, kartunis Denmark mendapat reaksi keras dari seluruh muslim di dunia karena membuat karikatur yang menghina Nabi Muhammad SAW. Juga Nakoula Basseley (Sam Bacile) yang dihukum atas pembuatan film Innocence of Muslims yang menghina Nabi Muhammad SAW dan membuat kemarahan seluruh umat Muslim dunia. Bagaimana dengan blog-blog pribadi yang berisi hal-hal yang serupa?

Tentu, kalau harus melaporkan para Blogger (pengguna blog) yang membuat postingan-postingan melanggar SARA (suku, ras, dan agama) agar mendapat hukuman kurungan penjara atau sanksi sosial atas pelanggaran mereka rasanya memang sulit, karena di dunia maya tidak terhitung banyaknya blog yang seperti itu. Tapi sebagai pengguna internet yang baik (cieee) kita juga bisa ikut “membasmi” blog-blog yang postingannya memang sengaja digunakan untuk melecehkan suku, ras atau agama tertentu dengan cara memblokir blog tersebut dan mengajak teman-teman agar ikut memblokir blog itu juga sehingga bisa ditindaklanjuti oleh penyedia layanan.

Rabu, 08 Agustus 2012

Media Online, Menyajikan Informasi Dalam Hitungan Menit


Saya: Pasar Cijerah kebakaran?
Hasna: Nya, ai Teh Ina teurang ti saha? (Iya, Teh Ina tahu dari siapa?)
Saya: Kan gaduh indera keenam   (Kan punya indera keenam)
Hasna: Hahaha

Itulah percakapan saya dan adik saya via SMS beberapa jam yang lalu. Saya sebetulnya geli juga membaca pertanyaan polos adik saya yang baru menginjak kelas 1 SMP itu, gkgkgk... Tapi maklum, umur segitu kalau berhubungan sama internet palingan cuma main facebook, main games-games mini di y8.com atau sekadar bertanya pada Om Google jika sedang ada PR dari sekolah saja :D.

Lantas dari mana saya bisa tahu? Karena punya indera keenam? Hahaha... Ya, itu tentunya karena perkembangan media online saat ini yang semakin pesat dengan kecepatan informasinya yang melebihi media cetak bahkan media elektronik sekali pun. Apalagi di dunia modern saat ini, orang-orang butuh segala sesuatu yang serba cepat termasuk dalam hal informasi. 

Senin, 06 Agustus 2012

Praktik Pengemis Palsu di Bulan Ramadhan

Momen Ramadhan sebagai momen yang baik untuk beramal dan memperbanyak pahala kerap kali dimanfaatkan para pengemis palsu untuk mengumpulkan kepingan rupiah demi rupiah untuk mempertebal kantong mereka. Mereka datang dari sejumlah daerah-daerah dan  menyebar ke kota-kota besar di seluruh wilayah Indonesia. Tak heran setiap tahunnya di bulan Ramadhan, jumlah pengemis di kota-kota besar selalu meningkat tajam.

Beberapa kali pemerintah telah berupaya untuk menanggulangi para pengemis palsu ini. Di Jakarta sendiri, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta Raya (Jaya) telah mengeluarkan peraturan daerah (Perda) Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K3), salah satunya adalah dengan memberi sanksi hukuman berupa denda Rp 150.000 - Rp 300.000 atau hukuman kurungan selama dua bulan terhadap orang-orang yang tertangkap basah memberi sedekah kepada para pengemis di jalan raya atau di tampat-tempat umum.


Sabtu, 21 Juli 2012

Bismillah Untuk #MoveOn

Ketika ada rindu dan perasaan yang tidak sepantasnya yang harus segera diselesaikan #MoveOn

Seperti kisah hidup: saat tulisan sudah sampai di akhir paragraf, titik tanpa koma, novel pun selesai sudah #MoveOne

Saat merasa harus menghapus bayangan yang sudah lama terkunci di kedalaman hatimu dan pikiranmu #MoveOn

Untuk mengubur imaji-imaji semu seorang gadis pemimpi agar bisa melihat realitas #MoveOn

Juga meninggalkan senja penuh labirin untuk mendapati pagi yang lebih indah #MoveOn

Bukan hanya sudah mengetahui, tapi sekaligus sudah mengerti dan memahami bahwa ada sesuatu yang tak akan mungkin pernah kembali #MoveOn

Karena masa lalu adalah pelajaran hidup yang abadi sepanjang masa, dan setiap kenangannya adalah hal yang tak bisa kau lupa namun tak perlu juga diingat-ingat #MoveOn

Banyak orang yang sulit #MoveOn. Kenapa? Karena tekadnya setengah-setengah, ragu-ragu dan maju-mundur. Padahal diperlukan tekad sekuat baja dan hati yang sangat teguh

Perempuan punya caranya sendiri untuk #MoveOn, dengan memilih jeda waktu dan sebuah ruangan kecil yang tak tertembus oleh apapun.

Tapi sokongan dari sahabat-sahabat, itu yang paling bisa membantu untuk #MoveOn

Moment Ramadhan pun selain untuk mendekatkan diri pada-Nya juga bisa dijadikan moment memantapkan hati yang lebih ikhlas dan jiwa yang lebih tawadhu #MoveOn

#MoveOn bukan berlari atau menghindari, tapi memulai segala sesuatu yang baru. Jiwa yang baru, hati yang baru, semangat yang baru, catatan hidup yang baru

Sekaligus #MoveOn bisa menjadikanmu perempuan yang baru yang jauh lebih baik. Lebih bijak, lebih tegar dan lebih tangguh

Untuk memikul sebuah tanggung jawab yang harus diemban demi orang-orang yang lebih menghargai keberadaanmu #MoveOn

Dan tugasmu adalah memberikan hal yang terbaik untuk mereka #MoveOn

Bismillah untuk #MoveOn

(AKLmn, 21 Juli 2012)

Rabu, 11 Juli 2012

Foto-Foto Iseng: Edisi Masjid Agung Bandung



Bersama sahabat menikmati keramaian dengan segelas kopi


Kata siapa kerak telur cuma punya Jakarta? Hehehe ....


Mendung di sekitar Masjid Agung, Bandung


Anak laki-laki berbaju kuning beratraksi memainkan gelembung sabun


Seorang ibu yang sedang shalat dan anaknya yang asyik memainkan handphone


Foto-foto Iseng: Edisi Anak Laki-laki Berbaju Kuning dan Dua Gadis Penggemarnya


Sore yang ramai di sekitar Masjid Agung, Bandung. Sebelum hijrah ke ibukota, saya memang kerap kali menghabiskan waktu menikmati senja di tengah keramaian tempat ini. Tapi kali ini saya tidak sendirian, seorang sahabat dari Depok ikut menemani sambil menikmati secangkir kopi susu di tengah-tengah taman masjid.

Senang rasanya bisa mengamati beragam orang dengan beragam aktivitas. Dan wajah ceria anak-anak kecil yang berlari-lari ke sana ke mari. Ditambah lagi angin sejuk Kota Bandung yang saya yakini tidak akan pernah saya temukan sekembalinya lagi ke ibukota nanti, hehe..

Sore itu ada sesuatu hal yang membuat saya tertarik. Di tengah taman yang begitu ramai, dengan PD-nya seorang anak laki-laki berbaju kuning beratraksi memainkan gelembung sabun. Lucunya, di depan anak laki-laki itu ada dua gadis cilik yang ternganga saking terpesonanya melihat kelihaian si anak laki-laki itu dalam memainkan gelembung sabun. Ya meskipun atraksi yang ia tunjukkan gak sehebat Spongebob waktu ngajarin Squitquart belajar niup gelembung sabun dari mulai bentuk kupu-kupu, gajah sampai perahu besar (lagian kayaknya memang impossible banget , hoho... ). Yang bikin saya geli, si anak laki-laki yang tahu ada dua gadis yang begitu terpesona melihat atraksinya, bukannya malah kegeer-an atau malu-malu, dia malah semakin PD menunjukkan atraksinya yang lain. Dan gayanya itu loh... Gak nahan... Hahaha... ada-ada aja deh.

Iseng-iseng saya potret aksi anak laki-laki berbaju kuning itu dan dua gadis cilik penggemarnya (^_^). Ini foto-fotonya:

Rabu, 20 Juni 2012

Foto-Foto Iseng: Edisi Kota Toea

Lagi nunggu KRL (Kereta Rel Listrik) di Lenteng Agung, Jakarta Selatan

Baju pernikahan la Abang-None Jakarta
Statiun Lenteng Agung, Jakarta Selatan
Di Museum Sejarah Jakarta

Berasa pembaca teks proklamasi #eh 

Senin, 11 Juni 2012

Satu Ayah Lebih Dari Seratus Guru


Sosok-sosok ayah yang ditampilkan dalam “7 Kisah Mengharukan Superdad” di On The Spot malam ini begitu menyentuh hati. Pengorbanan para ayah yang tak kenal lelah di saat anak-anak mereka hampir menyerah, rela memberikan seluruh kebahagiaan mereka demi kebahagiaan anak-anaknya, bahkan rela mengorbankan nyawa mereka sendiri demi menyelamatkan sang anak. Pantas jika anak-anaknya menganggap mereka sebagai pahlawan dalam hidupnya.

Kisah-kisah yang menyentuh itu mengingatkan saya pada bapak di rumah. Sikap dan kata-katanya yang tegas dan keras, tak akan bisa menutupi kelembutan dan kebaikan hatinya :). Waktu kecil saking khawatirnya dengan putri manjanya yang satu ini, dalam beberapa hal saya selalu dilarang melakukan ini-itu, apa pun diprotek termasuk masalah pertemanan. Karena pengekangan itu saya jadi “pemberontak cilik” yang diam-diam melanggar larangan-larangan tak tertulis dari kebijakan sang Kepala Keluarga, tapi ujung-ujungnya selalu ketahuan juga sih dan saya pun selalu mendapat hukuman. Hukuman yang saya dapatkan masih tergolong level tiga—dari sepuluh level—dibandingkan dengan saudara saya yang dijeburkan ke dalam bak besar berisi ikan lele yang siap mematil kapan saja oleh ibunya gara-gara sama-sama tidak mau mengaji :D.

Menginjak bangku SMP, bapak akhirnya mengajarkan kebebasan dan kemandirian dengan mengirimkan saya ke pesantren. Ia ingin menanamkan pemahaman tentang agama Islam sebagai pondasi yang kuat sebelum memberikan saya kebebasan, agar saya tidak menggunakan kebebasan dengan seenaknya. Dan sikap bapak yang saya pikir terlalu mengekang, pada akhirnya saya sadari sebagai pertahanan dan perlindungan terhadap putrinya yang katanya kelewat lugu ini, hoho...

Meskipun begitu tidak selamanya keinginan saya selalu sejalan dengan keinginan bapak. Sikap keras bapak yang menurun pada saya membuat kami sering berdebat dan saling tak mau mengalah, termasuk saat saya memilih organisasi di kampus. Bapak menginginkan saya masuk ke organisasi-organisasi yang berbau politik, kalau tidak ya minimal semipolitik. Sedangkan saya memilih masuk organisasi yang sesuai dengan cita-cita saya sebagai wartawan. Perasaan berat hati karena tidak bisa mengikuti keinginan bapak, saya tuangkan ke dalam puisi:

Wajar saja memang jika bapak bersikap seperti itu, karena sebagai anak pertama, bapak menaruh banyak harapan kepada saya. Dan meskipun bertentangan, saya tetap meyakini apa yang dilakukan bapak semata-mata hanya untuk memberikan yang terbaik buat putrinya ini.

Pada tanggal 7 Juli 2010 saya menulis status di facebook seperti ini:

Bapak saya mengomentari:


Sampai sekarang saya masih memikirkan tentang perasaan bapak, karena pada akhirnya saya benar-benar pergi. Mungkin karena saya perempuan, bapak menginginkan saya tinggal tidak jauh dari rumah sehingga tetap bisa dipantau. Tapi saya tahu beliau melepaskan saya dengan sedikit kebanggaan, bukan dengan perasaan kecewa. Dan saya pun bertekad tidak akan pernah mengecewakan beliau, ya meskipun kita tetap sering bertentangan :D :D :D.


Setiap ayah diam-diam selalu menginginkan putranya berhasil. 
Kukira itulah sebabnya George Herbert menulis, 
“Satu ayah lebih dari seratus guru.”
_The Lessons_

(AKLmn, 11 Juni 2012)

Kamis, 07 Juni 2012

Aku Pernah Punya Cita-cita Hidup Jadi Petani Kecil

"Aku pernah punya cita-cita hidup jadi petani kecil.
Tinggal di rumah desa dengan sawah di sekelilingku.
Luas kebunku sehalaman kan kutanami buah dan sayuran.
Dan di kandang belakang rumah kupelihara bermacam-macam  peliharaan.
Aku pasti akan hidup tenang jauh dari bising kota yang kering dan kejam.
Aku akan turun berkebun mengerjakan sawah dan ladangku sendiri.
Dan menuai padi yang kuning emas dengan istri dan anakku"
_Ebiet G. Ade_ 


Lagu “Cita-cita Kecil si Anak Desa” dari Ebiet G. Ade ini mengingatkan saya pada mimpi-mimpi kecil saya dulu. Waktu SMA saya sangat kecanduan main "Harvest Moon". Kalau libur sekolah, dari pagi sampai kembali pagi lagi saya sanggup bermain game ini. Segala hal yang ada di game ini begitu amazing buat saya. Mengingatkan saya akan masa-masa kecil saya dulu. Saya jadi terobsesi ingin hidup di tempat yang mirip dengan game ini. Rumah di daerah pegunungan, dikelilingi pohon-pohon, sawah-sawah, kebun-kebun, pantai, hewan-hewan peliharaan, dan tetangga-tetangga yang begitu baik. Bebas dari kebisingan dan polusi kota.

Kamis, 31 Mei 2012

Pelajaran Hidup dari Semut

Foto karya Andrey Pavlov




Foto karya Andrey Pavlov


Pernah lihat foto-foto karya Andrey Pavlov yang bertema “The fantasy world of ants” di situs Yahoo??? Di sana terlihat foto-foto semut yang begitu kuat mengangkat ranting seorang diri, bekerja sama mengangkat tomat, dan sedang menolong sesamanya. Begitu banyak pelajaran tentang hidup yang bisa kita contoh dari makhluk mungil ini. Hingga Al-Qur’an pun memuliakan makhluk ini di dalam salah satu suratnya yang bernama An-Naml yang berarti semut. 

Dalam surat An-Naml ayat 23 disebutkan: "Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut: "Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari." (QS. An-Naml, 23: 18). Dari ayat tersebut dapat dipahami tentang adanya sistem komunikasi yang baik di antara semut yang terbiasa hidup bermasyarakat dan berkelompok itu.

Rabu, 30 Mei 2012

Pancasila vs Negara Islam Indonesia

NII (Negara Islam Indonesia) adalah salah satu gerakan dengan latar belakang yang memiliki kaitan dengan paham sekularisme. Mengutip dari situs Wikipedia Indonesia, dalam istilah politik, sekularisme adalah suatu pergerakan menuju pemisahan antara agama dan pemerintahan. Hal ini dapat berupa hal seperti mengurangi keterikatan antara pemerintahan dan agama negara, menggantikan hukum keagamaan dengan hukum sipil, dan menghilangkan pembedaan yang tidak adil dengan dasar agama. Hal ini dikatakan menunjang demokrasi dengan melindungi hak-hak kalangan beragama minoritas.

Negara Islam Indonesia (disingkat NII : dikenal juga dengan nama Darul Islam). Lahir sebagai bentuk pemberontakan atas ketidakpuasan terhadap Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia yang dicetuskan pada 18 Agustus 1945, dengan sebelumnya mencoret tujuh kata “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya”. Padahal tujuh kata yang terdapat dalam butir pertama dari lima lima butir yang kelak menjadi Pancasila telah disetujui oleh pihak islam dan kaum kebangsaan (nasionalis) dan dirumuskan oleh panitia sembilan yaitu : Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, A. A Maramis, Abikusno Tjokrosujoso, Abdul Kahar Muzakir, H. Agus Salim, Achmad Subardjo, Wachid Hasjim dan Muhammad Yamin pada 22 Juni 1945. Hasil kompromi tersebut terkenal dengan sebutan Piagam Jakarta. 

Selasa, 29 Mei 2012

Daftar Impian Saya

Rasanya geli saat membaca kembali tulisan di selembar kertas berwarna biru yang pernah saya buat lima tahun silam. Tulisan itu berisi daftar impian/cita-cita/target hidup saya saat memasuki awal perkuliahan, ya setiap tahunnya saat penerimaan mahasiswa baru di kampus saya, kami memang disuruh menuliskan daftar impian/cita-cita/target hidup pada lembaran kertas yang telah disediakan panitia. Seingat saya metode yang digunakan adalah Metode Daftar Impian Goddard dengan tujuan untuk mengelola hidup dan merencanakan masa depan.

Inilah beberapa daftar impian/cita-cita/target hidup saya:
  • Lulus S1 dalam waktu 3,5 tahun
  • Bekerja sebagai wartawan dan reporter
  • Mewujudkan keinginan orang tua dan keluarga
  • Mendirikan rumah kucing
  • Menikah sebelum berumur 25 tahun
  • Melanjutkan S2 ke luar negeri
  • Mempunyai banyak anak
  • Mendirikan sekolah gratis
  • Menerbitkan novel
  • Menjadi reporter internasional
  • Menjad pecatur profesional
  • Melanjutkan S3 ke luar negeri
Sampai sekarang saya masih merenungi apa yang sudah saya tulis itu, sambil bertanya-tanya, kok bisa sih saya menulis seperti itu??? Apalagi di awal-awal perkuliahan pikiran saya kan masih sangat polos . Kalau melihat apa yang sudah saya capai di hari ini rasanya mimpi hanya jadi sekadar mimpi, hehe... Bukan berarti pesimis sih, tapi apa yang saya lakukan beberapanya tidak mengarah ke daftar-daftar mimpi yang sudah saya tulis itu. Suatu kondisi yang tidak kita duga, kadang membuat planning kita pun harus ikut berubah. Tapi tentunya saya tetap berusaha mewujudkan apa yang bisa saya wujudkan saat ini dan untuk masa depan. Jadi, apa mimpimu untuk masa depan nanti?

(AKLmn, 29 Mei 2012)

Cita-Citaku…


“Cita-cita kamu apa, Da?” terngiang kembali pertanyaan ibu guru ketika saya masih duduk di bangku SD. Saat itu dengan yakin dan tersenyum saya menjawab, “Jadi guru”. Entah apa yang membuat saya yakin dan mantap dengan pilihan itu. Mungkin karena profesi ini sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari saya.  Ayah saya guru, bibi, paman, kakek, semuanya guru. Rasanya menyenangkan bisa menjadi seperti mereka. Tapi itu dulu… Karena cita-cita itu hanya bertahan sampai saya kelas 3 SMA.

Memasuki masa kuliah, cita-cita saya mulai berubah haluan. Selain karena terinspirasi film Gie yang seorang wartawan, ada tujuan kuat yang mendasari keinginan saya itu. Keinginan itu semakin mantap ketika saya diterima di jurusan Jurnalistik. Gambaran seorang wartawan lebih menyenangkan dan lebih menantang. Pergi ke daerah konflik untuk meliput berita, pergi ke seluruh penjuru dunia, dan pergi ke tempat mana pun yang kita inginkan. Mimpi-mimpi yang indah. 


Jumat, 25 Mei 2012

Belajar Menulis Sama Seperti Belajar Berenang



Saya sering ditanya tentang kiat-kiat menjadi penulis yang baik oleh teman-teman saya yang tertarik dengan dunia tulis-menulis. Jujur saja saya sendiri masih sering kesulitan untuk menuliskan hal-hal yang saya anggap menarik karena sering mood-mood-an untuk menulis. Padahal kunci utama untuk menjadi penulis yang baik adalah menulis, menulis dan menulis. Seperti yang pernah dikatakan Pak Asep Syamsul Romli, salah satu dosen saya saat masih duduk di bangku kuliah, katanya belajar menulis itu seperti belajar berenang, betapa seringnya seseorang membaca buku tentang kiat-kiat berenang ia tetap tidak akan bisa berenang selama tidak menceburkan diri ke kolam renang. Begitu pun dengan menulis, harus terus-menerus dilatih.

Saya sering membaca kisah para penulis di dunia maya, meskipun dalam keadaan stres dan pikiran sedang kacau balau ternyata mereka masih mampu menulis sebanyak 20 halaman dalam satu hari. Wow! Bagi saya, kemampuan mereka sangat hebat, karena saya sendiri belum sanggup seperti itu.

Selain dengan rajin berlatih menulis, ada beberapa kiat-kiat yang harus kita lakukan untuk menjadi penulis yang baik. Berikut ini kiat-kiat untuk jadi penulis yang saya kutip di buku “Panduan Menjadi Penulis, Kiat-kiat Menulis di Media Massa” yang ditulis sendiri oleh dosen saya itu:

Senin, 23 April 2012

Berburu Jodoh

Empat Sahabat

Menikmati malam minggu sambil membaca novel “Friendloveship” karya Mbak Ifa Avianty mengingatkan saya pada sahabat-sahabat saya nun jauh di sana. Kisah dalam novel ini terasa begitu nyata, pernah dialami dan mungkin akan dialami suatu saat nanti yaitu tentang jodoh . Sambil cekikikan, terharu dan sedih membaca novel ini tiba-tiba terlintas pertanyaan dibenak saya yang hampir sama dengan yang dialami kedua belas bersahabat itu (banyak banget ya), "Kenapa diantara kita belum ada yang married ya?" hehe... Problem-nya tentu beragam, tapi alasan paling mendasar, dan selalu dijadikan pondasi yang kuat para perempuan single, yah karena belum ketemu jodohnya aja kali. Bisa ditebak, dan tebakan saya pasti 100% benar (ayo taruhan), kalau di malam ini kita mempunyai satu kesamaan, sama-sama tidak melakukan ritual “malam mingguan” seperti orang kebanyakan. Alasannya? We single and very happy (serius nih happy? )

Novel ini saya rekomendasikan agar dibaca sahabat-sahabat saya yang sedang single, yang begitu menikmati kesendiriannya, yang menunda-nunda mencari jodoh karena mengejar cita-citanya, yang sedang mencari jodoh tapi tak serius, ataupun yang sedang menanti-nanti jodohnya. Hmmm... Suatu saat kita pun harus berburu jodoh loh... (suatu saat yang entah kapan, nah lo?)

Di bawah ini beberapa kutipan dalam novel "Friendloveship" yang sengaja saya ambil secara acak. Mau tahu alasannya? Ada deh... Hohoho... :