Facebook

Senin, 26 April 2010

Seni dalam Mengemis


Hari sudah makin gelap, jam di handphone menunjukkan pukul enam sore. Pada jam segini, jika saya beruntung saya bisa mendapat bis terakhir menuju Cibiru. Entah TMB (Trans Metro Bandung) atau DAMRI, sama saja. Dari kejauhan hanya terlihat seorang nenek tengah duduk di shelter TMB, perkiraan saya nenek itu sama sedang menunggu bis TMB atau DAMRI.

“Bisnya udah lewat, Neng,” kata nenek itu tiba-tiba saat saya duduk di sampingnya.

“Oh…jadi udah ga ada bis ke Cibiru ya?” Tanya saya basa-basi.

“Kurang tahu, kata bapak yang itu nunggu aja bis DAMRI yang ke Jatinangor,” kata nenek itu sambil menunjuk kearah bapak yang berbaju putih. Bapak itu adalah penjaga TMB, ia sedang menyalakan motornya. Sepertinya ia bergegas pulang karena tugasnya telah selesai.

Setelah kepergian bapak itu, nenek yang ada disamping saya lalu bercerita jika bapak yang tadi memberinya uang Rp 2.000 untuk ongkosnya pulang. Belum selesai nenek itu bercerita bis TMB nampak melaju dari kejauhan. Saya bersyukur karena dapat bis yang terakhir. Saya lalu mengajak nenek itu naik, entah sebenarnya kemana tujuan nenek itu, tapi ia mengikuti ajakan saya.

Jumat, 09 April 2010

CURHAT (Harap baca sampai akhir)


Selingkuh ah, bisik saya dalam hati. Bosan. Jenuh. Kecewa. Rasanya menyenangkan jika saya selingkuh, hari-hari saya bisa lebih cerah. Saya bisa lebih bahagia. Saya juga bisa lebih sering tersenyum. Gambaran perselingkuhan yang indah.

Saya mulai menyeleksi. Memilih. Lalu beraksi. Petualangan yang menarik itu membuat saya kembali bergairah. Bersemangat. Memulai langkah baru, hidup baru dengan warna-warni baru.

Saya juga harus membagi waktu. Mengendap-endap. Mencari seribu alasan klise hingga alasan-alasan konyol lainnya. Tak mudah memang menjalani perselingkuhan. Butuh banyak pengorbanan dan kepura-puraan.

Selingkuh adalah pilihan. Kesepian penyebabnya. Tak ada lagi canda tawa seperti dulu. Tak ada lagi saling pengertian. Tak ada lagi kecocokan. Tak ada lagi kenyamanan. Benar-benar terasa sendiri. Rasanya ingin bebas, terlepas dan terlupakan.

Tapi selingkuh tak selamanya menyenangkan, saya mulai merasa kehilangan. Sangat kehilangan. Ah hanya kesenangan yang sesaat ternyata. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali, walaupun belum puas berselingkuh. SUAKA...you are the best for me.

***Hanya bisa dimengerti oleh orang-orang yang mengerti ***

(AKLmn, 09 April 2010)

Panas!!! Panas!!!


Titut-titut…
Pagi-pagi sekali handphone saya sudah berbunyi. Klik. Setengah mengantuk, SMS yang masuk langsung saya buka. Ternyata itu SMS dari seorang teman. Isi SMS itu bisa membangunkan saya secara total dari tidur, begini isi SMS-nya :

Pengumuman!!!
Selama kurang lebih empat hari ke depan, mulai hari ini jangan memakai baju warna hitam karena matahari sedang mencapai titik terdekat dengan bumi. Seluruh dunia mengalami kenaikan suhu 4 derajat. Berpeluang kena kanker, jadi gunakan sunblock dan banyak minum air putih. Sebarkan.

Rasanya isi SMS itu bukan hanya isapan jempol belaka. Pagi, beberapa hari ini memang sudah terasa berbeda. Terik matahari sudah tampak, bersinar, dan mulai menyebarkan hawa panas. Padahal jam masih menunjukkan pukul 07.00. Tetes demi tetes keringatpun mulai bercucuran di sekujur badan seolah-olah telah manjalani rutinitas pagi yang berat membuat siapapun tergoda untuk segera mandi pagi.

Beberapa hari ini saya pun jadi terbiasa mandi sore, kebiasaan yang jarang sekali saya lakukan karena saya memang malas mandi sore.

Tapi sepertinya memang tak cukup hanya mandi dua kali sehari, pagi-sore, karena malam pun rasanya ingin berendam juga di air yang sangat dingin. Ah benar-benar hari yang sangat panas. Tak jarang emosi pun jadi kurang terkendali.


(AKLmn, 26 April 2010)