Facebook

Senin, 14 Juni 2010

Generasi Muhammadiyah Cenderung Lebih Konservatif

Ketua Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengatakan Muhammadiyah pada abad kedua ini telah kehilangan spirit awal yang telah ditumbuhkan oleh para pendirinya. Generasi Muhammadiyah saat ini cenderung lebih konservatif dibandingkan generasi pendahulunya. Sehingga perlu mengembalikan Muhammadiyah pada semangat awal keberadaannya. “Dalam buku ini, saya sekedar ingin mengangkat kembali khazanah lama Muhammadiyah, yang saat ini telah tercecer dan mengalami diskontinuitas pada generasi baru, sehingga generasi baru saat ini terlihat kehilangan jejaknya mengenai hakikat jati diri Muhammadiyah,” ucapnya saat memaparkan isi buku terbarunya di acara Launching dan Bedah Buku “Muhammadiyah Gerakan Pembaruan” di Mesjid Mujahidin, Bandung, Sabtu (29/5). 

Menanggapi buku Haedar Nashir, Ketua Majelis Hikmah Muhammadiyah sekaligus salah satu yang membedah buku, Saeful Muhtadi, mengatakan muktamar kali ini adalah muktamar satu abad muhammadiyah. Bagaimana memasuki abad yang kedua harus meninjau kembali gerakan pembaharuan muhammadiyah sudah berjalan pada jalannya yang benar sesuai dengan khittah Muhammadiyah yang pernah dicetuskan oleh penggagasnya pada tahun 1912 atau mungkin sudah keluar. “Buku Haedar Nashir menjadi sangat penting untuk mengantisipasi berbagai persoalan yang akan dibicarakan dalam muktamar Muhammadiyah pada 3-8 Juli nanti di Jogjakarta,” ujarnya kepada wartawan. 


Generasi muda, kata Saeful Muhtadi, harus memelihara energi pembaruan dalam bidangnya sehingga ketika kelak berubah menjadi tua, tetap sanggup memelihara dan meneruskan semangat pembaruan itu. “Muhammadiyah tanpa diisi oleh kader-kadernya yang memiliki energi pembaharuan tidak ada artinya dan tidak akan lagi disebut sebagai organisasi pembaharu,” katanya. 

Sementara itu, Kepala Kantor Pimpinan Wilayah (PW) Jawa Barat, Dikdik Dahlan mengatakan tujuan diadakannya acara bedah buku ini dalam rangka mensosialisasikan buku Haedar Nashir, juga dikaitkan dengan rencana penyelenggaraan muktamar seabad Muhammadiyah nanti di Jogyakarta agar seluruh masyarakat tahu bahwa Muhammadiyah memasuki usia satu abad. “Kalau kata pak Dien Syamsudin dalam rangka menjelang muktamar, seluruh warga Muhammadiyah mengacu pada 3S (Syiar, Sahadah dan Syukur). Nah berbarengan dengan itu kebetulan pak Haedar Nashir mengeluarkan buku tentang itu, maka diadakan lauching dan bedah buku. Hubungannya dengan pra muktamar adalah syiar itu sendiri,” ujarnya. 

DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Muhammadiyah, kata Dikdik, setahun lalu sudah memberikan semacam instruksi, khususnya untuk seluruh cabang dan daerah-daerah untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam rangka menunjang gebyar muktamar Muhammadiyah. Acara Launching dan Bedah Buku “Muhammadiyah Gerakan Pembaruan” ini terkait juga dengan pra muktamar Muhammadiyah nanti di Jogyakarta. “Jadi kegiatan pra muktamar ini, bukan hanya kegiatan launching dan bedah buku ini saja, tapi sudah ada berbagai kegiatan pra muktamar dari November lalu sampai Juli yang akan datang,” ujarnya.

(AKLmn, Mei 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan berkomentar dan meninggalkan jejak :)