Malam ini saya ga bisa tidur. Membayangkan bayi-bayi lucu itu mati
secara sadis, rasanya dada ini sakit, menahan sedih sekaligus emosi. Ini bukan
tentang bayi-bayi yang diaborsi orangtuanya akibat hamil di luar nikah. Bukan
juga tentang bayi-bayi yang dibunuh sadis karena kelahirannya tidak diinginkan.
Ini tentang bayi-bayi kucing yang baru beberapa minggu dilahirkan ke dunia. Bayi-bayi
lucu anaknya si Lolli yang semuanya mati secara tragis.
Kejadiannya bermula dari beberapa hari yang lalu. Saat itu saya
terbangun dari tidur siang gara-gara teriakan si Lolli. Saya sempat diam sesaat
karena salah mengira kucing yang menghampiri anak-anaknya si Lolli itu si Putih
(kucing betina lain yang ada di rumah). Biasanya si Putih memang suka melihat
anak-anaknya si Lolli, lalu pergi begitu saja. Tapi, saya jadi histeris karena
kucing putih itu membawa lari anak si Lolli. Spontan saya dan adik-adik saya
berlari mengejar kucing putih itu. Tapi, terlambat. Kita hanya mendapati bayi
kucing itu telah mati dengan darah yang terus mengalir dari lehernya. Sedih rasanya.
Semua orang rumah kecolongan termasuk saya gara-gara warna bulu kucing jantan
itu sama persis dengan si Putih. Mirip banget. Dari depan, saya saja tidak bisa
membedakan mana si Putih dan mana kucing jantan putih itu. Tapi, tak beberapa
lama adik saya berhasil menangkap si kucing pembunuh itu. Meski kesalnya
setengah mati, saya cuma sanggup memukul pelan kucing jantan itu dengan sapu
lidi. Adik saya juga menyiramnya dengan air sedikit, karena sama-sama ga tega
juga. Lalu, kami membiarkan kucing jantan itu pergi. Sesuatu yang akan kami
sesali pada akhirnya.