Facebook

Jumat, 16 Juli 2010

Persentase Karies Gigi Lebih Tinggi Pada Anak-Anak


Malang bagi Fetra (sembilan tahun) dan Fajrul (10 tahun). Kedua siswa kelas empat SD Juara Bandung ini harus merelakan gigi gerahamnya dicabut saat mengikuti kegiatan edukasi, sikat gigi bersama, pemeriksaan dan perawatan gigi gratis di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Padjadjaran, Bandung.

Kedua siswa ini mengaku jarang menggosok gigi, baik sehabis makan ataupun sebelum tidur. Juga tidak ada anjuran dari orangtua untuk menggosok gigi, bahkan memeriksakan gigi mereka.

Menurut Guru SD Juara Bandung, Enok Rohayani (28 tahun), gigi kedua siswa asuhannya ini terpaksa dicabut karena telah berlubang cukup tinggi. “Dari 138 siswa SD Juara Bandung yang datang memeriksakan giginya, hanya dua siswa yang giginya dinyatakan bagus, sedangkan 80 persen lainnya dinyatakan harus segera diberikan perawatan karena memiliki karies gigi,” katanya.


Kamis, 01 Juli 2010

Kampung De’Tuik, Pesona Kampung Haur Manggung

Kampung De’Tuik merupakan nama salah satu restoran Sunda yang berada di Jalan Bojong Koneng Atas, Kampung Haur Manggung Cikutra, Bandung. Sekilas namanya terdengar asing dalam bahasa Sunda. Namun, arti nama De’Tuik merupakan singkatan dalam bahasa Sunda Deudeuieun Tuang Ieu Katuangan (Terus makan ini makanan).

Lokasinya memang cukup jauh dengan jalannya yang tidak mulus. Namun, semua itu akan terbayar saat melihat pemandangan di Kampung De’Tuik. “Pemandangannya alami dan natural dengan dikelilingi banyak pohon bambu membuat siapa saja betah berlama-lama berada disini,” kata Pengelola restoran Kampung De’Tuik, Iyan.

Kampung De’Tuik berdiri pada tahun 2006 oleh Rakhmat Basuki bersama istrinya Ina Wiyandini (pendiri Ina Cookies) dengan luas sekitar 1,1 hektar. Saungnya dulu terbuat dari kayu-kayu buatan kini diganti dengan bambu. “Penggantian ini karena menyesuaikan dengan keadaan sekitarnya yang terdapat banyak pohon bambu, juga nama lokasinya Kampung Haur, haur kan dalam bahasa indonesianya berarti bambu,” terangnya.


Kampung De’Tuik, Tak Sekadar Mengenyangkan Perut

Kampung De Tuik (Bandung)

Lokasi Kampung De’Tuik yang cukup jauh membuat restoran ini tidak terlalu berharap orang-orang datang hanya sekedar makan, sehingga Kampung De’Tuik mencari alternatif lain dengan cara mengadakan berbagai program-program untuk anak-anak hingga orangtua.

Menurut Pengelola restoran, Iyan Radiana, Kampung De’Tuik memiliki ciri khas yang berbeda dengan restoran-restoran lain. Pemilik restoran ini, yang juga pemilik pabrik kue Ina Cookies adalah seorang enterpreuneur. Sehingga Kampung De’Tuik sekaligus menjadi enterpreneur camp. “Beberapa program-program pelatihannya diantaranya Mapak Kampung, Cookids, The Teens Camp, Life Mapping dan The Company.”

Mapak Kampung, kata Iyan, merupakan program pelatihan untuk siswa SD. Mapak Kampung ini memperkenalkan pada anak-anak tentang mengolah sawah, menanam padi, melihat aktivitas petani dan menangkap belut. “Mapak Kampung bertujuan untuk memperkenalkan alam dan meningkatkan apresiasi anak-anak terhadap budaya luhur Indonesia,” katanya.